Powered By Blogger

Kamis, 01 Oktober 2015

Mengenal Suku Bangsa Franken di Jerman

Negara Jerman dibagi menjadi 16 negara bagian; yaitu Schleswig-Holstein, Mecklenburg-Vorpommern, Brandenburg, Niedersachsen, Sachsen-Anhalt, Nordrhein-Westfalen, Rheinlandpfalz, Hessen, Thüringen, Sachsen, Baden-Württemberg, Bayern serta Berlin, Bremen dan Hamburg yang dikenal dengan istilah Stadtstaat. Di setiap negara bagian tersebut terdapat berbagai suku bangsa yang mendiaminya, seperti; suku bangsa Sachse, Schwaben, Bayern, Alemanen, Friesen, Franken dll. Perjalanan berbagai suku bangsa menjadi sebuah kesatuan Jerman yang utuh seperti sekarang membutuhkan waktu beribu tahun lamanya. Salah satu suku bangsa terbesar serta terkuat di Jerman adalah suku bangsa Franken.

Pada abad ke 8 orang-orang Franken berhasil menaklukan wilayah Eropa Barat. Kekuatan suku bangsa tersebut berhasil merubah identitas mereka dari penduduk etnik menjadi penduduk nasional di abad ke 9. Bahkan raja mereka, Karl der Grosse (Karl yang Agung) dinobatkan menjadi penerus kekaisaran Romawi Barat oleh Paus. Bahkan Karl berhasil menyatukan semua suku bangsa Jerman menjadi sebuah kerajaan yang besar. Saat itu mereka tunduk dalam satu agama, Kristen.

Masa kejayaan suku bangsa Franken terjadi selama ratusan tahun hingga akhirnya pada tahun 1250 perpecahan mulai terjadi. Dan puncaknya terjadi ketika Martin Luther memulai reformasinya, sehingga memecah belah mereka menjadi dua agama, Protestan dan Katolik. Sejak saat itu, kekuasaan dan agama tergantung raja di wilayah masing-masing. Perpecahan agama tersebut tentu menimbulkan pro dan kontra, sehingga perang tidak dapat dielakkan. Hingga akhirnya Prusia berkuasa di Eropa dan dimulailah lagi sejarah perkembangan negara Jerman melalui Kekaisarannya yang kedua dibawah pimpinan kaisar Wilhelm I.

Kini suku Franken merupakan suku terbesar yang mendiami wilayah Jerman. Mereka tersebar antara lain di kota; Nürnberg, Würzburg, Erlangen, Bamberg, Fürth, Bayreuth, Aschaffenburg, Schweinfurt, Coburg, Ansbach dll. Kota Nürnberg dijadikan sebagai ibukota suku bangsa Franken, karena disanalah wilayah terbesar yang didiami suku Franken sekarang ini. Sehingga Franken menjadi simbol dan kebanggaan kota tersebut. Segala hal yang berbau Franken terdapat di kota Nürnberg. Letak geografisnya yang berada di negara bagian Bayern, menjadikannya selalu “dibandingkan” dengan suku Bayern yang mayoritas ada di kota München. Oleh karena itu, terdapat dua bendera besar yang ada di negara bagian Bayern. Biru putih, bendera suku Bayern dan merah putih, bendera suku Franken.

             (bendera Franken di kastil Nürnberg)

Selain menjadi suku terkuat di Jerman, ternyata Franken juga dikenal dengan kulinernya yang khas, salah satunya Bratwurst. Kalau kalian pernah berkunjung ke kota Nürnberg, di sana kalian akan menemukan banyak sekali Nürnberger Bratwurst yang terkenal itu. Dan jangan harap kalian menemukan Weisswurst (Wurst khas suku Bayern) di sana. Kalau pun ada, jarang. Sebaliknya, Bratwurst akan sulit kalian dapat di daerah suku Bayern, seperti München. Selain Bratwurst, Lebkuchen merupakan kue jahe khas Franken yang telah ada lebih dari 600 tahun lalu yang hingga kini masih dijaga eksistensinya.
Jika kalian pernah mencoba Schäuferla, itu juga adalah makanan khas Franken. Olahan tradisional yang berbahan utama daging babi tersebut biasanya disajikan dengan Salad, Sauerkraut dan yang menjadi favorit saya, Kartoffelklöße. Oya, masih ada satu kue tradisional suku Franken yang terkenal, yaitu Küchla. Küchla merupakan kue yang digoreng lalu di taburi gula bubuk diatasnya (seperti donat kalau di Indonesia). Sedangkan bentuknya sendiri macam-macam, ada yang bulat, persegi atau dibentuk seperti rantai.

                                    (Schäuferla)

                                     (Küchla)

Selain kuliner, suku Franken juga dikenal dengan winenya yang telah ada sejak lebih dari 1.000 tahun yang lalu. Kini terdapat sekitar 6.000 hektar perkebunan anggur yang tersebar di kawasan suku Franken, mulai dari daerah Bamberg hingga Aschaffenburg. Anggur-anggur tersebut bahkan menjadi salah satu yang berperan penting dalam terselenggaranya festival bir di Müchen, Oktoberfest.

Setiap suku bangsa pasti memiliki keunikan dan tradisi yang berbeda-beda, termasuk bahasa. Pun dengan suku Franken dengan bahasa Fränkish-nya. Walaupun saya belajar bahasa Jerman, namun ketika saya mendengar bahasa Fränkisch, saya sama sekali tidak mengerti. Apalagi ketika saya berkunjung ke rumah teman saya di Aschaffenburg, di sana mereka menggunakan Hochdeutsch. Bahasa Fränkisch sendiri biasanya akan kalian temui jika kalian sedang berada di tempat makan seperti di Kneipe, Imbiss atau pun Bratwurststand. Biasanya orang-orang serta pelayan yang berkumpul di sana berbicara bahasa Fränkisch. Satu-satunya kalimat dalam bahasa Fränkisch yang saya ingat adalah “Host da an Dee?”, dalam bahasa Jerman “Hast du einen Tee?”. Huuuffftttt. Berbeda sekali dengan bahasa Jerman. Yaa tapi kalian tenang saja, walaupun mereka berbicara bahasa Fränkisch, kalian bicara Jerman juga tidak apa-apa. Hehehe.

Selamat traveling ke daerah Franken! Selamat belajar bahasa Fränkisch. LOL

Find me on twitter and instagram: @ungodamn

Tidak ada komentar:

Posting Komentar