Powered By Blogger

Senin, 19 Oktober 2015

Menguak Misteri Situs Megalitik Gunung Padang Cianjur

Indonesia memang sudah dikenal sebagai negara yang memiliki kekayaan budaya. Salah satu yang mendunia adalah tempat-tempat peninggalan bersejarah, seperti candi Borobudur yang masuk ke dalam 7 keajaiban dunia.

Dan akhir-akhir ini Indonesia kembali menyuguhkan harta karunnya yang terpendam,  gunung Padang. Situs megalitik yang terletak di desa Cimenteng, kecamatan Campaka, Cianjur ini sedang menjadi promadona bagi para wisatawan domestik maupun asing. Bagaimana tidak, situs gunung Padang ini merupakan situs megalitik terbesar di Indonesia bahkan di Asia Tenggara. Maka tak heran jika sejak tahun 2013 lalu sekitar 800-1000 wisatawan setiap harinya datang ke punden berundak tersebut. Hal ini membuat mantan presiden kita Bapak Susilo Bambang Yudhoyono dan gubernur serta wakil gubernur Jawa Barat Bapak Aher & Bapak Dedi Mizwar datang mengunjungi situs gunung Padang. Tak ayal hal itu  membuat tempat bersejarah ini semakin populer.


(Dokumentasi SBY & Gubernur Jabar)


“Dulu ketika saya pertama kali ditugaskan di sini pada tahun 1998 jumlah pengunjung sangat jarang, bahkan bisa dihitung jari setiap bulannya. Tahun 2007 meningkat menjadi 20-30 orang per bulannya. Tapi sekarang, wisatawan yang datang hampir mencapai 1000 orang per harinya” ucap Abah Dadi, salah satu petugas pengelola situs gunung Padang dari Kementrian Pendidikan dan Budaya.

Daya tarik situs yang diperkirakan sudah ada sejak 8800 tahun lalu ini memang berhasil memikat orang-orang. Namun kapan dan bagaimana terbentuknya situs tersebut?
Menurut pemaparan Abah Dadi ketika mengobrol dengan saya, beliau mengatakan bahwa para peneliti masih belum dapat memutuskan dari mana asal muasal situs megalitik ini. Apakah situs gunung Padang sengaja dibangun oleh manusia atau terjadi karena fenomena alamiah. Hingga sekarang arkeolog masih melakukan penelitian lebih lanjut terhadap situs tersebut.

Spekulasi yang berkembang hingga saat ini ada dua. Pertama, jika situs gunung Padang memang dibuat oleh manusia, maka kemungkinan terbesar dibangun pada masa kerajaan Siliwangi. Kedua, situs tersebut merupakan sisa-sisa fenomena alam ribuan tahun lalu yang berasal dari magma perut bumi. Namun kedua spekulasi tersebut masih sangat lemah. Pasalanya 8.800 tahun yang lalu di daerah Cianjur belum ada peradaban manusia dan jika situs itu berasal dari fenomena alam yang menjadi pertanyaan adalah mengapa semua batu yang terdapat di sana dan  mempunyai bentuk yang sama, yaitu persegi panjang. Tidak ada satu batu pun yang berbentuk bulat, segitiga atau persegi empat.  Selain itu, peletakan batu-batu tersebut disusun membentuk petak-petak kamar.
Selain bentuk, keunikan lain pada batu-batu di gunung Padang adalah terdapatnya batu yang bisa menimbulkan suara atau bunyi jika diketuk.

Ada pula batu yang memiliki bati tapak maung (sunda: tanda cakar macan) dan  kujang.
Kata “kujang” yang berarti kokoh kana jangji (sunda: kokoh pada janji)  menandakan bahwa gunung Padang merupakan tempat suci. Istilah “Sagala Lima” juga menjadi keunikan tersendiri dari situs megalitik tersebut. “Sagala lima” yang berarti “serba lima” tercipta karena gunung Padang identik dengan angka lima. Seperti terdapatnya lima bukit yang menghadap ke gunung Gede. Lalu ada lima undakan di dalam situs dan yang tak kalah unik adalah bentuk ujung batu-batu di situs gunung Padang berbentuk pentagon atau segi lima.
(Batu Tapak Maung)

(Batu Kujang)
(Gunung Gede dilihat dr Gn. Padang)

Tak hanya itu, di situs tersebut juga terdapat dua buah pohon yang tumbuh berdekatan. Pohon tersebut dipercaya sebagai lambang wanita dan laki-laki karena kedua pohon tersebut memiliki warna batang yang berbeda, yaitu putih dan hitam. Lambang wanita dan lelaki juga terdapat pada batu menhir atau lingga yang berarti lelaki dan batu kohok atau yoni yan berarti wanita. Seperti dalam mitologi Yunani, Venus sebagai simbol wanita dan Mars sebagai simbol laki-laki, batu menhir dan batu kohok juga menjadi simbol keabadian bagi laki-laki dan wanita. Mitos-mitos tersebut terus berkembang dan menyebar sehingga situs gunung Padang tidak pernah sepi pengunjung.
(Pohon Hitam & Putih)

Itulah sekilas tentang situs megalitik gunung Padang yang unik dan epik. Semoga warisan bangsa Indonesia tersebut selalu dijaga kelestariannya, karena dengan adanya sejarah, kita menjadi tahu. Seperti yang dikatakan Michael Cricthon “If you don’t know history, then you don’t know anything. You are a leaf that doesn’t know  it is part of a tree”.

Happy traveling!

Find me on twitter and instagram: @ungodamn

This article was published at KLAR Magazine www.klarmagz.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar