Powered By Blogger

Kamis, 23 Mei 2013

Dan Brown dan Paulo Coelho

Bagi kalian para pecinta buku pasti sudah tidak asing lagi dengan nama-nama seperti Stephen King, Donna Leon, Nora Roberts, Jonathan Franzen, Suzanne Collins, J.K Rowling etc. Mereka adalah jajaran para penulis international bestseller. Tapi kali ini lupakan dulu mereka, sekarang saya ingin membahas 2 penulis favorit saya, Dan Brown dan Paulo Coelho. Siapa yang tak mengenal 2 pria beda bahasa ini?! Dengan gaya tulisannya masing-masing, Brown dan Coelho berhasil melukiskan namanya dibenak para pembaca.

Dan Brown, pria tampan dengan gayanya yang kasual ini pertama kali menunjukkan kecerdasannya melalui Digitas Fortress. Kode-kode unik yang sulit dipecahkan dia balut dengan gaya ceritanya yang selalu menegangkan dan tak bisa diduga. Itulah buku pertamanya yang menjadi best-seller. Hingga tahun 2003 Brown menggebrak dunia dengan novel fenomenalnya The Da Vinci Code. Novel tersebut seketika membuat Vatican meradang. Bagaimana tidak, dalam petualangannya, Robert Langdon (tokoh utama The Da Vinci Code) memberitahu dunia tentang rahasia gereja. Yang paling mencengangkan sekaligus menakjubkan adalah rahasia dibalik lukisan Jesus yang sedang makan malam.
Mendapat banyak kritikan justru malah membuat Brown semakin terkenal. Da Vinci Code menjadi best-seller disemua benua, bahkan telah diadaptasi menjadi sebuah film dengan Tom Hanks yang berperan sebagai Prof. Robert Langdon. Kesuksesan Da Vinci Code tak membuat Dan Brown berhenti. Tahun 2009, The Lost Symbol kembali menghentak para pembaca dengan pengungkapan rahasia simbol-simbol yang terdapat di Washington DC. Sebelumnya ditahun 2000 Brown juga membeberkan rahasia Illuminati dalam novelnya Angels and Demons.
Kini 4 tahun setelah kesuksesan The Lost Symbol, 14 Mei 2013 kemarin Brown meluncurkan karya terbarunya yang diberi judul Inferno. 


Seri ke-4 petualangan Robert Langdon ini bersetting di Itali dan Turki dengan mengulik rahasia dibalik karya filsuf terkenal Dante Alighieri.
Kecerdasan Dan Brown dalam memadukan unsur fiktif dan fakta membuat para pembacanya harus benar-benar paham dan hati-hati dalam membaca karyanya. Hal inilah yang menjadikan Dan Burstein menulis buku yang khusus membahas buku-buku Dan Brown. Dia menjelaskan secara rinci  mana fakta dan mana fiksi. Setelah Da Vinci Code dan Angels and Demons difilmkan, kini giliran The Lost Symbol. Musim panas tahun ini para penggemar DB bisa menikmati TLS dalam bentuk visual. Apakah petualangan Professor Harvard University Robert Langdon masih akan terus berlanjut (setelah Inferno)? Kita tunggu saja gebrakan selanjutnya dari penulis yang tinggal di New England ini. Untuk kalian para penggemar Dan Brown selamat membaca Inferno!

Berbeda dengan Dan Brown, pria asal Brazil, Paulo Coelho menggiring pembaca pada sebuah kearifan, ketenangan batin dan kepercayaan. Buku pertama Coelho yang saya baca adalah The Alchemist.


Dibalik judulnya yang mengandung unsur magic, The Alchemist justru mengajarkan kebijkasanaan, kesetiaan, kejujuran serta menuntun pembaca untuk melihat dirinya secara terbuka. Dengan gaya tulisannya yang sederhana tapi mengandung banyak arti, cerita-cerita Coelho selalu mampu membawa pembaca untuk belajar mempercayai kemampuan diri sendiri.
Selain The Alchemist buku-buku international bestsellernya adalah Eleven Minutes, The Pilgrimage, The Zahir, The Fifth Mountain, The Witch of Portobello dan masih banyak lagi. Buku-bukunya tersebut telah diterjemahkan kedalam 66 bahasa (bahasa aslinya portugis) dan telah terjual lebih dari 100 juta kopi diseluruh dunia. Sungguh prestasi yang luar biasa. Atas kesuksesannya itu Coelho banyak menerima penghargaan.
Bagi saya pribadi, buku-buku Dan Brown adalah "makanan" nalar, sedangkan buku-buku Paulo Coelho adalah "makanan" batin saya.
Lalu, siapa penulis favorit kalian? :D

@ungodamn

Tidak ada komentar:

Posting Komentar