Powered By Blogger

Kamis, 28 Februari 2013

M #1

Jalanan sepi.
Toko-toko telah tutup.
Warung-warung tak tercium aroma kopi hitam dan asap rokok.
Hanya ada angin yang menghembuskan sunyi.
Kemana orang-orang?
Bukankan ini masih terlalu sore untuk menutup kamar?
Aneh.
Tak seperti biasanya.
Dengan memasang mata dan telinga langkah demi langkah kuseret hingga aku berada disebuah persimpangan.
Diam.
Sepi.
Nampaknya hari in jangkrik pun enggan bersuara.
Kutadahkan wajah kelangit.
Beruntung masih ada bintang yang mau menyambutku.
Cahaya yang sesekali mengerlip menandakan betapa jauhnya mereka.
Kuajak kaki ku kembali berjalan.
Kali ini aku melewati gang-gang sempit hingga akhirnya aku terhenti karena melihat tiang listrik didepanku.
Bukan.
Bukan tiang listrik itu yang menarik perhatian ku.
Ada sesuatu disana.
Kuhampiri.
Kulihat iklan yang tertempel disana.
Bukan iklan, ini selebaran.
"Dicari! M! Teroris! Masyarakat diharap berhati-hati!"
Ini dari kepolisian.
Tapi....
Nampaknya aku kenal orang diselebaran ini.
Ini.....
Tidak mungkin!
Ini....

Ini aku!
Tuhan ini aku!
Aku seorang teroris?
Aku dicari?
Kuputar kepalaku sekeliling.
Ternyata selebaran tu ada dimana-mana.
Banyak.
Banyak sekali.
Sekarang aku tahu.
Orang-orang tidak berani keluar rumah karena takut.
Takut padaku?
Apa salahku?
Aku bahkan tidak punya senjata.
Silet kecilpun tidak.
Bagaimana mungkin?
Ah...kaki ku lemas.
Bumi seakan berputar namun waktu berhenti.
Aku tak bisa merasakan pijakan kaki ku sendiri.
Tuhan....aku dimana?
Semuanya gelap.

Basah.
Perih.
Mungkinkah aku sudah mati?
Inikah neraka?
Benarkah aku in seorang teroris?
Angin meniupkan selebaran-selebaran itu seperti daun-daun dimusim gugur.


Bersambung............

Tidak ada komentar:

Posting Komentar