Powered By Blogger

Senin, 02 Desember 2013

KONDOM, Solusi Tanpa Hasil


Readers, did you know what PKN is?
Diantara pembaca mungkin sudah ada yang tahu apa itu PKN, bagi yang belum sedikit saya jelaskan. PKN atau Pekan Kondom Nasional merupakan sebuah program yang dicanangkan oleh Kemenkes dan Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) yang “katanya” bertujuan untuk mengurangi jumlah penderita HIV AIDS. Dalam rangka memperingati hari HIV pada tanggal 1 Desember kemarin, Kemenkes beserta KPAN meluncurkan program pembagian kondom gratis hingga tanggal 7 Desember nanti. Program yang bertema “Protect Yourself, Protect Your Partner” itu menggunakan anggaran biaya sebesar Rp. 25 Milyar. Lalu apakah program tersebut adalah cara yang tepat untuk menanggulangi masalah HIV AIDS di Indonesia? Apa tujuannya sudah sesuai? Siapa sasarannya? Mari kita bahas.
Pada tahun 1989 World Health Organization (WHO) telah mengirim kondom sebanyak 4 Triliun ke Afrika, yang notabene adalah benua dengan tingkat HIV AIDS tertinggi didunia. Badan Kesehatan Dunia tersebut berpikir bahwa program pemberian kondom itu adalah solusi yang tepat dalam menganggulangi masalah HIV AIDS. Namun kenyataannya, saat ini setiap 10 detik ada yang meninggal di Afrika akibat virus mematikan tersebut, baik wanita, laki-laki ataupun anak-anak. Penelitian lebih lanjut mengatakan bahwa pada tahun 2020 penderita AIDS diprediksi akan mencapai angka 65 Juta orang, tiga kali lipat lebih besar dari jumlah penderita selama 20 tahun terakhir. Jumlah penderita AIDS saat ini mencapai angka 40,3 Juta orang.
Fakta lain yang lebih mengejutkan terjadi pada tahun 1994-1998, WHO menaikan jumlah pengiriman kondom gratis ke Afrika Selatan dari 6 Juta menjadi 198 Juta. Namun hasilnya nihil. Menurut pemerintah Afrika Selatan pada tahun 2005, tercatat telah terjadi 870 kasus kematian akibat HIV dalam satu hari pada tahun 1997 dan 1.370 kematian dalam satu hari pada tahun 2002 dengan rata-rata usia 15-49 tahun. Tak cukup sampai disitu, di daerah Botswana pada tahun 1993-2001 kondom terjual sebanyak 3 Juta buah. Namun lagi-lagi jumlah penderita HIV justru semakin meningkat, dari 27% menjadi 45%. Pada tahun yang sama Kamerun juga dilanda krisis yang serupa. Penjualan kondom dinegara tersebut melonjak hingga 15 Juta dengan hasil peningkatan jumlah penderita AIDS hingga 9%. Zimbabwe yang merupakan negara pengguna kondom terbesar didunia diprediksi pada tahun 2020 30% dari jumlah penderita AIDS adalah orang-orang Zimbabwe. Amerika sendiri mengalami hal yang sama. Pemberian kondom gratis yang diluncurkannya tak juga mampu meredam jumlah penderita AIDS dinegaranya. Lalu kini Indonesia meluncurkan program yang sama. Jawabannya jelas tak akan bisa membantu penanggulangan HIV AIDS. Seharusnya pemerintah kita bisa bercermin dari contoh kasus negara-negara yang sudah meluncurkan program pembagian kondom jauh sebelum Indonesia melakukannya.
Anggaran dana sebesar 25 Milyar dirasa sangat sia-sia karena program tersebut jelas akan gagal. Kemenkes dan KPAN akan membagikan kondom-kondom tersebut kepada mereka yang beresiko tinggi tertular AIDS seperti para pekerja seks komersial, homo, generasi muda, waria dan tentu saja kepada mereka para pelanggan setia pekerja seks komersial. Coba Anda pahami baik-baik tujuannya, program tersebut hanya kedok untuk menghalalkan free sex di Indonesia. Subhanallah. Dimana moral bangsa ini? Apa yang para pejabat itu pikirkan? Indonesia adalah negara Islam terbesar didunia. Ini jelas sebuah usaha kaum tertentu untuk memanfaatkan dan memperoleh keuntungan dari program Pekan Kondom Nasional. Indonesia secara tidak langsung menjalankan sistem liberal yang mengahalkan segala cara. Sistem demokrasi yang tetap dipertahankan hanya sebuah titel politik semata. Ratusan juta rakyat Indonesia yang mayoritas agama Islam harusnya paham dan dapat melihat apa yang sebenarnya terjadi. Sudah bukan saatnya rakyat terus-menerus dijadikan wayang yang tak berdaya.
HIV AIDS terjadi karena free sex dan sekarang pemerintah menyuruh untuk melakukan hubungan seks bebas alias zinah. That’s so stupid! Kondom tak akan pernah mampu menanggulangi masalah AIDS, dimana pun, termasuk Indonesia. Lalu pakah ada jalan keluar? Tentu saja ada, yaitu jangan pernah melakukan hubungan seks sebelum menikah. Free sex jelas haram hukumnya. Islam telah mengajarkan dengan tegas kepada kita akan hal itu, lalu kini manusia membuat peraturan mereka sendiri. Maka jangan pernah mengutuk takdir dan menyalahkan Tuhan jika dinegeri ini banyak terjadi masalah dan bencana. Dia tidak akan menghujat suatu kaum jika kaum-Nya tidak berbuat dosa. Selogan “Pakailah kondom sebelum melakukan hubungan seks“ sama saja dengan menyuruh free sex kepada masyarakat Indonesia.
Depopulation. Apakah ini hanya sebuah kebetulan? Atau memang ada kaitannya dengan program depopulation dalam rangka membentuk tatanan dunia baru? Well, buat kalian yang paham akan hal ini tentu sudah mengetahui program depopulation yang dilakukan melalui lembaga kesehatan baik nasional maupun internasional. Kasus penyebaran virus flu burung dan flu babi yang beberapa tahun lalu merebak adalah salah satu contohnya. Di Indonesia sendiri, depopulation berlindung pada program Keluarga Berencana atau KB. Sebuah kamuflase yang cerdik. Dan sekarang Pekan Kondom Nasional. Bukan tidak mungkin bahwa sekarang mereka, para Zionis sedang tertawa melihat bangsa ini. Indonesia sudah jelas merupakan sasaran bagi mereka, karena mereka takut. Sebenarnya Indonesia adalah bangsa yang memiliki kekuatan, hingga mereka menggunakan cara lain untuk merusaknya, yaitu melalui food, fashion and fun. Dan free sex termasuk dalam kategori fun. Yes, fun bagi mereka yang ingin menghancurkan Islam.
Sebagai generasi muda penerus bangsa dan agama saya jelas menolak program PKN ini. Say NO to free sex!  Just do not do it then you’ll be fine! That’s so simple.
Tolak Pekan Kondom Nasional!!!


@ungodamn

Tidak ada komentar:

Posting Komentar