Readers,
did you know what PKN is?
Diantara
pembaca mungkin sudah ada yang tahu apa itu PKN, bagi yang belum sedikit saya
jelaskan. PKN atau Pekan Kondom Nasional merupakan sebuah program yang
dicanangkan oleh Kemenkes dan Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) yang “katanya”
bertujuan untuk mengurangi jumlah penderita HIV AIDS. Dalam rangka memperingati
hari HIV pada tanggal 1 Desember kemarin, Kemenkes beserta KPAN meluncurkan
program pembagian kondom gratis hingga tanggal 7 Desember nanti. Program yang
bertema “Protect Yourself, Protect Your Partner” itu menggunakan anggaran biaya
sebesar Rp. 25 Milyar. Lalu apakah program tersebut adalah cara yang tepat
untuk menanggulangi masalah HIV AIDS di Indonesia? Apa tujuannya sudah sesuai?
Siapa sasarannya? Mari kita bahas.
Pada
tahun 1989 World Health Organization (WHO) telah mengirim kondom sebanyak 4
Triliun ke Afrika, yang notabene adalah benua dengan tingkat HIV AIDS tertinggi
didunia. Badan Kesehatan Dunia tersebut berpikir bahwa program pemberian kondom
itu adalah solusi yang tepat dalam menganggulangi masalah HIV AIDS. Namun
kenyataannya, saat ini setiap 10 detik ada yang meninggal di Afrika akibat
virus mematikan tersebut, baik wanita, laki-laki ataupun anak-anak. Penelitian
lebih lanjut mengatakan bahwa pada tahun 2020 penderita AIDS diprediksi akan
mencapai angka 65 Juta orang, tiga kali lipat lebih besar dari jumlah penderita
selama 20 tahun terakhir. Jumlah penderita AIDS saat ini mencapai angka 40,3
Juta orang.
Fakta
lain yang lebih mengejutkan terjadi pada tahun 1994-1998, WHO menaikan jumlah
pengiriman kondom gratis ke Afrika Selatan dari 6 Juta menjadi 198 Juta. Namun
hasilnya nihil. Menurut pemerintah Afrika Selatan pada tahun 2005, tercatat
telah terjadi 870 kasus kematian akibat HIV dalam satu hari pada tahun 1997 dan
1.370 kematian dalam satu hari pada tahun 2002 dengan rata-rata usia 15-49
tahun. Tak cukup sampai disitu, di daerah Botswana pada tahun 1993-2001 kondom
terjual sebanyak 3 Juta buah. Namun lagi-lagi jumlah penderita HIV justru
semakin meningkat, dari 27% menjadi 45%. Pada tahun yang sama Kamerun juga dilanda krisis yang serupa. Penjualan
kondom dinegara tersebut melonjak hingga 15 Juta dengan hasil peningkatan
jumlah penderita AIDS hingga 9%. Zimbabwe yang merupakan negara pengguna kondom
terbesar didunia diprediksi pada tahun 2020 30% dari jumlah penderita AIDS
adalah orang-orang Zimbabwe. Amerika sendiri mengalami hal yang sama. Pemberian
kondom gratis yang diluncurkannya tak juga mampu meredam jumlah penderita AIDS
dinegaranya. Lalu kini Indonesia meluncurkan program yang sama. Jawabannya
jelas tak akan bisa membantu penanggulangan HIV AIDS. Seharusnya pemerintah
kita bisa bercermin dari contoh kasus negara-negara yang sudah meluncurkan
program pembagian kondom jauh sebelum Indonesia melakukannya.
Anggaran dana sebesar 25 Milyar
dirasa sangat sia-sia karena program tersebut jelas akan gagal. Kemenkes dan
KPAN akan membagikan kondom-kondom tersebut kepada mereka yang beresiko tinggi
tertular AIDS seperti para pekerja seks komersial, homo, generasi muda, waria
dan tentu saja kepada mereka para pelanggan setia pekerja seks komersial. Coba
Anda pahami baik-baik tujuannya, program tersebut hanya kedok untuk menghalalkan
free sex di Indonesia. Subhanallah. Dimana moral bangsa ini? Apa yang para
pejabat itu pikirkan? Indonesia adalah negara Islam terbesar didunia. Ini jelas sebuah usaha kaum tertentu untuk memanfaatkan
dan memperoleh keuntungan dari program Pekan Kondom Nasional. Indonesia secara
tidak langsung menjalankan sistem liberal yang mengahalkan segala cara. Sistem
demokrasi yang tetap dipertahankan hanya sebuah titel politik semata. Ratusan
juta rakyat Indonesia yang mayoritas agama Islam harusnya paham dan dapat
melihat apa yang sebenarnya terjadi. Sudah bukan saatnya rakyat terus-menerus
dijadikan wayang yang tak berdaya.
HIV
AIDS terjadi karena free sex dan sekarang pemerintah menyuruh untuk melakukan hubungan
seks bebas alias zinah. That’s so stupid! Kondom tak akan pernah mampu
menanggulangi masalah AIDS, dimana pun, termasuk Indonesia. Lalu pakah ada
jalan keluar? Tentu saja ada, yaitu jangan pernah melakukan hubungan seks
sebelum menikah. Free sex jelas haram hukumnya. Islam telah mengajarkan dengan
tegas kepada kita akan hal itu, lalu kini manusia membuat peraturan mereka sendiri.
Maka jangan pernah mengutuk takdir dan menyalahkan Tuhan jika dinegeri ini
banyak terjadi masalah dan bencana. Dia
tidak akan menghujat suatu kaum jika kaum-Nya tidak berbuat dosa. Selogan “Pakailah
kondom sebelum melakukan hubungan seks“ sama saja dengan menyuruh free sex
kepada masyarakat Indonesia.
Depopulation. Apakah ini hanya
sebuah kebetulan? Atau memang ada kaitannya dengan program depopulation dalam
rangka membentuk tatanan dunia baru? Well, buat kalian yang paham akan hal ini
tentu sudah mengetahui program depopulation yang dilakukan melalui lembaga
kesehatan baik nasional maupun internasional. Kasus penyebaran virus flu burung
dan flu babi yang beberapa tahun lalu merebak adalah salah satu contohnya. Di
Indonesia sendiri, depopulation berlindung pada program Keluarga Berencana atau
KB. Sebuah kamuflase yang cerdik. Dan sekarang Pekan Kondom Nasional. Bukan
tidak mungkin bahwa sekarang mereka, para Zionis sedang tertawa melihat bangsa
ini. Indonesia sudah jelas merupakan sasaran bagi mereka, karena mereka takut.
Sebenarnya Indonesia adalah bangsa yang memiliki kekuatan, hingga mereka
menggunakan cara lain untuk merusaknya, yaitu melalui food, fashion and fun. Dan
free sex termasuk dalam kategori fun. Yes, fun bagi mereka yang ingin
menghancurkan Islam.
Sebagai
generasi muda penerus bangsa dan agama saya jelas menolak program PKN ini. Say
NO to free sex! Just do not do it then
you’ll be fine! That’s so simple.
Tolak
Pekan Kondom Nasional!!!
@ungodamn
Tidak ada komentar:
Posting Komentar