Powered By Blogger

Kamis, 06 Juni 2013

Itulah Sahabat

Pagi itu seperti biasa saya pergi menggunakan kereta bawah tanah. Tujuan saya kali ini adalah Plaerrer. Karena tidak terlalu jauh, hanya beberapa halte dari apartemen saya,  saya pun memutuskan untuk berdiri didalam kereta. Ketika kereta berhenti di Hauptbahnhof (Stasiun utama) masuklah 3 pasang nene yang usianya sekitar 70an. Mengapa saya katakan 3 pasang karena 3 orang nene mendorong kursi roda 3 nene lainnya.
Dengan beban yang berat (karena mereka terlihat susah mendorong kursi roda tersebut) dan anatomi tubuh yang sudah melemah ke 3 nene itu berusaha mendorong kursi roda sahabatnya itu kedalam kereta. Saya dan satu orang penumpang laki-laki ikut membantu menolong mereka. Setelah masuk kedalam kereta, mereka pun mengobrol dengan ulasan senyum diwajahnya. Tak lama kemudian, salah satu nene yang duduk dikursi roda bertanya "Jam berapa sekarang? Berapa halte lagi kita sampai?". Dengan ramah, sahabat dibelakangnya menjawab "Jam sepuluh kurang. 3 halte lagi kita sampai".
Sungguh pemandangan yang luar biasa. Kejadian  5 menit didalam kereta yang memberikan pelajaran kepada saya betapa penting dan berharganya memiliki sahabat. Mungkin jika nene yang menggunakan kursi roda itu tidak meiliki sahabat, bisa jadi dia hanya bisa diam dirumah tanpa bisa menikmati udara segar. Hikmah yang saya dapat :
1.  Jadilah pribadi yang baik agar kita dicintai oleh para sahabat. Mungkin nene yang masih bisa jalan itu tidak akan mau capek-capek mendorong kursi roda jika sahabatnya itu bukan orang baik. So, sekali lagi, kebaikan hati yang akan menuntun kita pada persahabatan sejati.
2. Dalam persahabatan yang ada hanya memberi tanpa mengharap untuk menerima.
3. Kejujuran adalah kunci menjalin persahabatan yang abadi.
4. Dengan bersahabat kita diajarkan untuk sabar, setia dan siap menolong.

Terimakasih kepada oma-oma yang telah mengajarkan saya satu ilmu yang berharga. God bless you all :))


@ungodamn

Tidak ada komentar:

Posting Komentar