Powered By Blogger

Selasa, 18 Juni 2013

Nichts

Ich weiß nicht, was soll es bedeuten
Nichts fühl' ich mich einfach
Vielleicht ist es zu spät
Es gab mal keine Benachrichtigung
Noch aber keine Nachricht
Die Sonne auf der Erde
Wir stehen alle drunter
Manchmal frag' ich mich "Ist die Sonne immer gleich?"
"Wenn sie so ist, warum ist dann die Temperatur täglich anders?"

Du brauchst nicht zu schreien
Hab' schon gehört
Zu mir her oder von mir weg
Alles ist unsichtbar
Es ist nicht ganz einfach zu verstehen
Und ist schwieriger zu vergessen
Unglaublich, dass es so automatisch geht
Entweder weiter gehen oder aufgeben
Alle hab'n schon Konsequenzen
Welche ist 'ne blöde Frage
Was für ein Leben hatt' ich zur Zeit
Egal, welches
Ist das halt 'ne schönescheiße Zeit
Nichts war damals
Woran dachte ich?
Worauf hatt' ich Lust?
Nichts


@ungodamn

Kamis, 06 Juni 2013

Iseng Jadi Nyata

Kalo doa jadi kenyataan itu pasti seneng banget bahkan bisa sampe sujud syukur. Tapi ketika kita ngomong iseng, terus omongan kita itu jadi kenyataan, sedikit dari kita yang menyadarinya. Karena iseng itu, omongan kita jadi dilupain gitu aja. Lain halnya dengan doa yang memang dengan sengaja dan penuh pengharapan kita panjatkan. Tapi saya yakin -disadari atau tidak- kita semua pernah mengalami kejadian gara-gara omongan iseng kita.
Saya sendiri menyadari hal ini beberapa waktu lalu. Saya ingat tahun 2011 ketika saya dan sahabat-sahabat saya memiliki rencana untuk pergi ke Jerman bareng, saya pernah bilang "Ah pengen deh kalo ke Jerman ntar tinggalnya sama keluarga yang punya anak cowo dan single mother". Satu tahun kemudian 2 orang sahabat saya itu terbang ke Jerman -tanpa saya-. Belum rizki, hingga pertengahan tahun 2012 lalu saya baru diizinkan oleh yang Maha Kuasa untuk menginjakkan kaki ditanah kekuasaan Hitler ini, dan tinggal dengan keluarga Jerman-Kanada yang mempunyai anak laki-laki serta single mother.
Lalu tahun 2010 ketika saya melihat video Rock Am Ring dan Rock Im Park di YouTube, saya ingat pernah berkata "Ntar nih gue kesini kalo ada BMTH manggung". Dan tak terasa, besok, 7 Juni 2013 saya akan pergi ke event musik terbesar Bayern, Jerman, Rock Im Park dengan BMTH berdiri sebagai line up utama. Beberapa bulan kebelakang ketika  melihat-lihat foto saya di Venizia, Itali, saya pun kembali teringat dengan kejadian iseng yang saya lakukan. Waktu itu, ketika saya sedang "surfing" di internet saya menemukan sebuah artikel tentang kota air Venizia. Artikel itu saya baca dan dengan iseng saya share di Facebook dengan tulisan "Romantis nih kalo bisa dinner di Venizia". Tebak apa yang terjadi? Beberapa bulan lalu saya menikmati makan malam Pizza dan Capuccino asli Italia di Venezia, ya walaupun bukan dengan pasangan, hehe.
Mungkin masih banyak kejadian yang terjadi karena kelakuan iseng kita. Entah itu hanya suatu kebetulan atau memang benar bahwa ucapan adalah doa, atau mungkin juga sel-sel didalam tubuh kita secara tidak kita sadari mendorong adanya kekuatan untuk menjadikan hal tersebut nyata. Ingat, setiap benda dimuka bumi ini memiliki energi.
Alam semesta akan mendukung jika kita memiliki energi yang positif, seperti konsep yang diterapkan para Alchemist.
Nah omongan dan perbuatan iseng kita saja bisa menjadi nyata, apalagi  doa kita yang selalu dengan sengaja kita katakan kepada Tuhan. Dia tak mungkin diam. Tak ada doa yang tidak dikabul. Jika itu belum terwujud mungkin ditangguhkan atau diganti dengan ang lebih baik. Tapi dengan berdoa kita belajar untuk sabar, ikhlas dan husnudzon. ;)


@ungodamn

Itulah Sahabat

Pagi itu seperti biasa saya pergi menggunakan kereta bawah tanah. Tujuan saya kali ini adalah Plaerrer. Karena tidak terlalu jauh, hanya beberapa halte dari apartemen saya,  saya pun memutuskan untuk berdiri didalam kereta. Ketika kereta berhenti di Hauptbahnhof (Stasiun utama) masuklah 3 pasang nene yang usianya sekitar 70an. Mengapa saya katakan 3 pasang karena 3 orang nene mendorong kursi roda 3 nene lainnya.
Dengan beban yang berat (karena mereka terlihat susah mendorong kursi roda tersebut) dan anatomi tubuh yang sudah melemah ke 3 nene itu berusaha mendorong kursi roda sahabatnya itu kedalam kereta. Saya dan satu orang penumpang laki-laki ikut membantu menolong mereka. Setelah masuk kedalam kereta, mereka pun mengobrol dengan ulasan senyum diwajahnya. Tak lama kemudian, salah satu nene yang duduk dikursi roda bertanya "Jam berapa sekarang? Berapa halte lagi kita sampai?". Dengan ramah, sahabat dibelakangnya menjawab "Jam sepuluh kurang. 3 halte lagi kita sampai".
Sungguh pemandangan yang luar biasa. Kejadian  5 menit didalam kereta yang memberikan pelajaran kepada saya betapa penting dan berharganya memiliki sahabat. Mungkin jika nene yang menggunakan kursi roda itu tidak meiliki sahabat, bisa jadi dia hanya bisa diam dirumah tanpa bisa menikmati udara segar. Hikmah yang saya dapat :
1.  Jadilah pribadi yang baik agar kita dicintai oleh para sahabat. Mungkin nene yang masih bisa jalan itu tidak akan mau capek-capek mendorong kursi roda jika sahabatnya itu bukan orang baik. So, sekali lagi, kebaikan hati yang akan menuntun kita pada persahabatan sejati.
2. Dalam persahabatan yang ada hanya memberi tanpa mengharap untuk menerima.
3. Kejujuran adalah kunci menjalin persahabatan yang abadi.
4. Dengan bersahabat kita diajarkan untuk sabar, setia dan siap menolong.

Terimakasih kepada oma-oma yang telah mengajarkan saya satu ilmu yang berharga. God bless you all :))


@ungodamn

Dikenal Karena Kerudung

Ketika berjalan-jalan dipusat kota Nuernberg, Jerman, saya melihat ada sebuah toko yang memang khusus menjual marchendise-marchendise metalhead, seperti t-shirt, bendera, pin, jaket, tas, dll. Ketika saya masuk, dari kejauhan si penjual melempar senyumnya dengan ramah sambil melayani 3 orang anak muda yang ingin membeli t -shirt. Saat itu ada sepasang sepatu boots yang menarik perhatian saya. Ketika sedang melihat boots tersebut sang pemilik toko (berbeda orang) datang menghampiri saya. Seraya tersenyum dia pun mengucapkan "Assalamualaikum". Dengan sedikit kaget saya pun membalas senyum dan salamnya. Lalu dia berjalan keluar toko untuk menghisap rokoknya.
Setelah puas melihat boots, saya beralih ke jajaran rak tas-tas Metallica. Sekali lagi, si pemilik toko datang menghampiri saya, lalu berkata "Alles ist halber Preis fuer Sie" (Semuanya setengah harga untuk Anda). Karena heran, saya pun bertanya "Echt? Warum?" (Hah? Kenapa?). Dengan tanpa ragu sedikit pun sang pemilik toko menjawab pertanyaan saya yang membuat saya terharu. Dia menjawab "Weil Sie ein Muslim sind, so sind Sie meine Schwester" (Karena Anda Muslim, maka Anda adalah saudara saya). Bukan karena setengah harga, tetapi karena kesahajaannya yang menyentuh hati saya. Disebuah negara non Muslim - dimana pun itu- jika kita benar-benar memahami konsep persaudaraan yang diajarkan Islam, pasti hanya kedamaian yang ada dimuka bumi. Kami Muslim, walaupun berbeda suku, budaya, bahasa namun tetap saling mendoakan karena kami saudara. 
Dari kejadian siang itu saya mendapat pelajaran bahwa kepercayaan membawa pada sebuah kebaikan dan pemahaman membawa pada sebuah kebahagiaan. Si penjual toko tadi mungkin juga tidak akan mengenali saya sebagai seorang Muslim jika saya tidak mengenakan kerudung. Satu lagi hikmah yang saya ambil, beda karena Allah SWT mendatangkan berkah. Selain memberi saya setengah harga, sang pemilik toko yang ternyata berasal dari Arab dan Jordania, mendoakan saya agar suatu saat saya bisa ke Mekkah dan berkata "Wenn Sie Probleme haben oder etwas brauchen, dann kommen Sie hier" (Kalau Anda ada masalah atau membutuhkan sesuatu, datanglah kemari). Indah bukan? Itulah konsep Islam. Semoga kebaikan Anda dibalas oleh Allah SWT. Aamiin.


@ungodamn

Selasa, 04 Juni 2013

The Story of The Pencil

A boy was watching his grandmother write a letter. At one point, he asked:
"Are you writing a story about what we've done? Is it a story about me?"
His grandmother stopped writing her letter and said to her grandson:
"I am writing about you, actually, but more important than the words is the pencil I'm using. I hope you will be like this pencil when you grow up".
Intrigued, the boy looked at the pencil. It didn't seem very special.
"But it's just like any other pencil I've ever seen!"
"That depends on how you look at things. It has five qualities which, if you manage to hang on them, will make you a person who is always at peace with the world".
"First quality: you are capable of great things, but you must never forget that there is a hand guiding your steps. We call that hand God, and He always guides us according to His will".
"Second quality: now and then, I have to stop writing and use a sharpener. That makes the pencil suffer a little, but afterwards, he's much sharper. So you, too, must learn to bear certain pains and sorrows, because they will make you a better person".
"Third quality: the pencil always allows us to use an eraser to rub out any mistakes. This means that correcting something we did is not necessarily a bad thing; it helps to keep us on road to justice".
"Fourth quality: what really matters in a pencil is not its wooden exterior, but the graphite inside. So always pay attention to whta is happening inside you":
"Finally, the pencil's fifth quality: it always leaves a mark. In just same way, you should know that everything you do in life will leave a mark, so try to be conscious of that in your every action".

From Paulo Coelho's book "Like The Flowing River"
@ungodamn

How to Climb Mountains

Chose the mountain you want to climb
Don't be influence by what other people say: 'that one's prettier' or 'that one looks easier'. You are going to put a lot of energy and enthusiasm into achieving your objective and you are the only person responsible for your choice, so be quite sure about what you are doing.

Find out how to reach the mountain
Often you can see the mountain in the distance - beautiful, interesting, full of challenges. However, when you try to reach it, what happens? It's surrounded by roads, forests lie between you and your objective, and what seems clear on the map is far more complicated in reality. So you must try all the paths and tracks until, one day, you find yourself before the peak you intend to climb.

Learn from someone who has been there before
However unique you may think you are, there is always someone who has had the same dream before, and who will have left signs behind that will make the climb less arduous: the best place to attach a rope, trodden paths, branches broken off to make it easier to pass. It is your climb and it is your responsibility too, but never forget that other people's experiences are always helpful.

Dangers, seen from close to, are controllable
When you start to climb the mountain of your dreams, pay attention to what is around you. There are, of course, precipices. There are almost imperceptible cracks. There are stones polished so smooth by rain and wind that they have become slippery as ice. But if you know where you are putting your foot, you will see any traps and be able to avoid them.

The landscape changes, so make the most of it
You must, naturally, always keep in mind your objective - reaching the top. However as you climb, the view changes, and there is nothing wrong with stopping now and then to enjoy the vista. With each meter you climb, you can see a little further, so take time to discover things you have never noticed before.

Respect your body
You will only manage to climb a mountain if you give your body the care of deserves. You have all the time that life gives you, so do not demand too much from your body. If you walk to quickly, you will grow tired and give up halfway. If you walk to slowly, night might fall and you will get lost. Enjoy the landscape, drink the cool spring water, and eat the fruit that Nature so generously offers you, but keep walking.

Respect you soul
Don't keep repeating, "I'm going to do it". Your soul knows this already. What it needs to do is to use this long walk in order to grow, to reach out as far as the horizon, to touch the sky. Obsession will not help you in the search for your goal, and will end up spoiling the pleasure of the climb. On the other hand, don't keep repeating "It's harder than I thought", because that will sap your inner strength.

Be prepared to go the extra mile
The distance to the top of the mountain is always greater than you think. There is bound to come a moment when what seemed close is still very far away. But since you are prepared to go still further, this should not be a problem.

Be joyful when you reach the top
Cry, clap your hands, shout loud that you made it; let the wind (because it is always windy up there! purify your mind, cool your hot, weary feet, open your eyes, blow the dust out of your heart. What was once only a dream, a distant vision, is now part of your life. You made it, and that is good.

Make a promise
Now that you have discovered a strength you did not even know you have, tell yourself that you will use it for the rest of your days; promise yourself, too, to discover another mountain and set off on a new adventure.

Tell your story
Yes, tell your story. Be an example to others. Tell everyone that it's possible, and then others will find the courage to climb their own mountains.


From the Paulo Coelho's book "Like The Flowing River"@ungodamn