Powered By Blogger

Sabtu, 22 Desember 2012

Untuk Mamahku Tersayang

Untuk mamahku tersayang... 

Izinkan hari ini ananda mengungkapkan rasa sayang ananda yang tak terhingga untuk mamah.

Rasa sayang yang tak bisa diwakili oleh sejuta puisi cinta Kahlil Gibran.
Mamah tahu ananda bukan pujangga. Ananda tak bisa merangkai kata-kata indah untuk mamah dengar. Tapi hari ini ananda ingin mengenang mamah dalam sebuah tulisan.

20 Tahun sudah ananda bernafas.

20 tahun ananda engkau rawat, engkau jaga, engkau sayang. Dan 20 tahun itu bukan waktu yang singkat.
Ananda tahu mamah lelah.
Wajah yang dulunya kencang, sekarang sudah nampak garis-garis keriput itu.
Tangan yang dulunya halus telah berubah menjadi kasar.
Rambut yang dulunya hitam, kini telah dipenuhi uban.
Tapi rasa sayang mamah yang dulu tak pernah berubah hingga sekarang.
Waktu selalu bisa merubah raga, tapi waktu tak pernah bisa merubah kasih seorang ibu. 

Mamah tak pernah mengeluh.
Mamah tak pernah menyerah untuk menjadikan ananda seperti sekarang ini.
Ananda selalu ingat setiap kata dan hal yang mamah ucap dan lakukan.
Mamah selalu sabar.
Mamah selalu memaafkan ananda. Padahal ananda selalu tak mau diatur.
Ananda selalu malas dan tak mau kalau mamah suruh.
Betapa ananda sangat menyesal, mamah.......

Ananda ingin sekali membuat mamah bahagia dan bangga mempunyai anak seperti ananda.
Tapi ananda bingung.
Mamah selalu bilang, "mamah bahagia hanya dengan melihat anak mamah bahagia".
Benarkah hanya itu mah?

Mah, ananda kangeeeenn banget sama mamah.

Ananda pengen meluk mamah.
Ananda kangen tidur bareng mamah.

Mamah tahu gak, kalo kita tidur bareng, ananda tahu kok kalo mamah tiap tengah malem suka nyiumin dan ngedoain ananda. 

Setiap tengah malem itu, ketika mamah menciumi dan membanjiri ananda dengan doa-doa, ananda selalu terbangun. Tapi ananda pura-pura tidur.
Ananda selalu ingin menangis.
Ananda malu belum bisa memberikan apa-apa untuk mamah.

Kini ananda sudah dewasa.

Sudah saatnya ananda membals semua kasih sayang mamah, walaupun kasih sayang itu tak akan bisa sepenuhnya terbalas.
Terkadang ananda benci menjadi dewasa.
Ananda selalu ingat, dari SD sampai SMA mamah selalu marah kalau ananda berangkat sekolah gak sarapan dulu. Saking pentingnya sarapan, kalo kesiangan mamah sampe-sampe nyuapin ananda pas pake sepatu.
Sekarang ananda kuliah dan gak tinggal sama mamah. Kalu ada kuliah pagi mana sempet ananda sarapan.
Dan ananda selalu inget mamah, "coba kalo ada mamah".

Mah, ananda sukaaa banget sama surah Ar-Rahman.

Mamah tahu kenapa? Dalam surah Ar-Rahman itu, Tuhan melukiskan ayat yang sangat cantik.
 فَبِأَيِّآلَاءرَبِّكُمَاتُكَذِّبَانِ

"Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan".
Benar. Nikmat Tuhan mana lagi yang harus didustakan jika ananda mempunyai ibu seperti mamah.
Cukup rasanya berada dipangkuan mamah, sudah menjadikan ananda sangat bahagia.

Tapi sekarang kita harus terpisah jauh.

Ananda tak bisa setiap hari memeluk mamah atau bahkan hanya sekedar mendengar suara mamah.
Sekarang ananda semakin menyadari artinya mamah.
Mengapa Tuhan menciptakan wanita untuk menjadi seorang ibu.

Yang bisa ananda lakukan sekarang adalah menitipkan mamah melalui doa dalam setiap sujud kepada Tuhan.

Yang bisa ananda lakukan dihari ibu ini hanyalah meminta Tuhan agar Dia selalu melindungi dan menyayangi mamah setiap saat.
Biarlah mata ini menangis, asalkan mamah berada dalam lindungan-Nya.
Biarlah rasa kangen ini ananda tahan, hingga saatnya nanti, semoga Tuhan mempertemukan kita kembali, mah.

Sekali lagi ananda ucapkan selamat hari ibu untuk seluruh ibu didunia, khususnya untuk mamah, mamahku tersayang.

Tunggu ananda pulang ya mah....

Love you as always,

your the one daughter

Tidak ada komentar:

Posting Komentar