Powered By Blogger

Senin, 31 Desember 2012

Tahun Baru: Ketika Suara Kembang Api Mengalahkan Suara Tasbih

Seperti tahun-tahun sebelumnya, tahun baru adalah moment bagi banyak (atau mungkin kebanyakan) orang untuk berpesta pora, minum-minuman, menghitung detik jam 00.00, meniup terompet, menyalakan kembang api bahkan hingga melakukan zinah. Siapa yang melakukannya? Orang-orang kafir. Muslim ikut juga? Ya. Tidak sedikit bukan orang-orang Muslim yang ikut merayakan tahun baru dengan hal-hal yang tidak bermanfaat. 5 menit yang lalu saya membaca sebuah artikel yang mengatakan bahwa penjualan kondom dimalam tahun baru meningkat.
Saya sangat sedih menyaksikan apa yang terjadi pada malam tahun baru. Coba bayangkan bagaimana jika uang milyaran rupiah itu yang dihabiskan untuk membeli kembang api digunakan untuk sedekah. Toh itu jauh lebih bermanfaat. Kalau dihabiskan untuk membeli kembang api apa manfaatnya? Melihat indahnya hamburan kembang api dilangit yang berlangsung selama 5 menit, 7 menit, 10 manit. Tapi kalu disedekahkan? Pahala dan kebaikannya abadi. 
Mengapa kebanyakan orang, khususnya anak muda sangat mementingkan acara tahun baru? Mereka larut dalam kesenangan sesaat. Apa sih spesialnya perayaan tahun baru? Ngitung 10 detik terakhir tahun ini? Iya. Terus? Udah. Gak ada yang lain? Gak ada, paling jalan bareng pacar. Selalu begitu setiap tahunnya. Tak ada yang berubah. Setelah 10 detik terakhir berlalu, pulang kerumah, tidur atau maksiat.
Padahal menurut saya akhir tahun seharusnya kita merenungkan diri, berdekatan dengan Yang Maha Kuasa, mohon ampun atas segala dosa yang dilakukan selama 1 tahun kebelakang dan mengawali tahun yang baru dengan menyebut nama-Nya dalam keindahan bait-bait Al-Quran. Segala sesuatu jika diawali dengan yang baik akan berakhir dengan baik juga bukan? Nah ini malah mengawali tahun baru dengan maksiat, tapi bilang ingin tahun depan lebih baik dari tahun sebelumnya dan semua keinginannya terwujud. Gimana mau tahun baru lebih baik dari tahun sebelumnya jika awal tahunnya saja sudah lupa kepada sang pemberi tahun.
Satu lagi yang biasanya menjadi kebiasaan merayakan tahun baru adalah make a wish saat jam 00:00. Padahal setiap hari banyak terdapat waktu-waktu yang baik untuk berdo'a. Diantaranya adalah waktu antara adzan dan komat, saat bersujud diwaktu shalat, saat berbuka puasa, sepertiga malam dan masih banyak lagi.
Selain melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat, memangnya tahun baru ada dalam tradisi Islam? Gak ada. Tahun baru masehi sejatinya adalah perayaan kaum Romawi dalam menyembah dewa matahari. Nah sekarang orang-orang Islam ikut-ikutan ngerayain tahun baru. Lalu bagaimana dengan sabda rasulullah yang satu ini, "Barang siapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka"
Kalau ditanya kapan tahun baru masehi pasti semuanya tahu. Coba kalau ditanya kapan tahun baru Islam, semuanya tahukah? Entah, saya meragukan. Mengapa kita sebagai umat Muslim jauh lebih antusias merayakan tahun baru masehi daripada tahun baru Islam? Islam agama siapa sih? Agama kita bukan? Lalu kenapa kita lebih bahagia dengan perayaan umat lain dibanding dengan perayaan agama sendiri. Padahal perayaan tahun baru Islam jauh lebih indah. Rasulullah SAW menyarankan agar kita puasa sunah Asyura diawal bulan Muharam, tahun baru Islam. Bukan Kristen, bukan Nasrani, bukan Yahudi, bukan Romawi, tapi Islam. Tidakkah hati kalian bergetar menyebut nama Islam?
Marilah saudaraku, kita beristighfar, bertasbih, memohon ampun padaNya dan mengirim shalawat sebanyak-banyaknya kepada nabi besar Muhammad SAW agar ditahun 2013 ini hidup kita selalu berkah dan bisa bermanfaat bagi orang lain.
Semoga Allah SWT mengampuni dosa-dosa kita. Amin!

@ungodamn

Lah, Katanya 2012 Kiamat?!!

Sekitar 2 tahun kebelakang dunia dihebohkan dengan isu yang menyebutkan bahwa tahun 2012 adalah akhir zaman alias kiamat. Saking hebohnya sampe-sampe Amerika memproduksi sebuah film bertema kiamat, 2012 Doomsday!!! Isu ini dilatarbelakangi oleh kalender suku Maya. Menurut mereka, setelah tahun 2012 tidak akan ada lagi kehidupan. Yang lebih parah lagi, malah ada yang nyebutin tanggalnya, 12-12-2012. Nah sekarang udah akhir tahun 2012, udah lewat tanggal 12-12-2012, tapi bumi masih berputar pada porosnya tuh.

Banyak orang yang percaya berita kiamat itu, tapi banyak juga yang gak percaya, termasuk saya. Saya sih santai aja. Malah saya suka ngebecandain kalo ada temen yang bilang "Besok kiamat", saya suka jawab "Gak akan kiamat dulu sebelum gue kawin" :D Selama masih ada orang yang mengumandangkan adzan Insyaallah gak akan kiamat dulu deh ;) #Wallohualam

Lagian kekhalifahan Islam belum bangkit lagi. Menurut hadist, Islam akan kembali bangkit dan menguasai dunia. Akan ada seorang pemimpin yang akan menyatukan seluruh umat Muslim. Dan saya percaya itu akan terjadi. Tuhan tidak pernah berbohong!

Sekarang dunia masih dikuasai oleh mereka para pengikut si mata satu. Tapi chill out, Islam tak akan lama lagi akan bangkit. Lagian kalo ada yang berani bilang kapan kiamat, kok kayanya songong banget yah. Jangankan kita sebagai manusia biasa, nabi Muhammad SAW aja gak tahu kapan kiamat. Itu murni rahasia Tuhan, Allah SWT.

Sebenernya kalaupun besok kiamat ngapain mesti takut? Kalo kalian yakin kalian beriman ya woles aja. Orang-orang yang bakal ngerasain kiamat itu cuma orang-orang kafir. Orang-orang yang benar-benar terkutuk, yang kelakuannya persis kaya binatang. Orang-orang Islam Insyaallah gak akan deh ngerasain kiamat *Naudzubillah*. Kan Allah bilang, walaupun keimanan seseorang hanya sebesar biiji jagung, Dia bakal nyelametin orang itu dari pedihnya kiamat.

Dan saya percaya kalo temen-temen semua orang-orang shaleh dan shalehah. Jadi gak usah dipikirin deh tu isu kiamat. Apalagi kalo isunya bukan berasal dari apa yang kita imani. Buang-buang waktu aja. Mending kita fokus ngebanyakin bekal akhirat, mempertebal keimanan dan membuat banyak hal yang bermanfaat. Buktikan kalo orang-orang Islam adalah orang-orang yang kreatif dalam kebaikan. Buktikan kalo Islam itu sempurna. 

Kalo mereka yang cuma punya mata satu aja bisa nguasain dunia, kenapa kita yang punya mata lebih dari satu gak bisa? Toh pada dasarnya kita dan mereka diberikan jatah waktu yang sama oleh Tuhan, 1 hari = 24 jam.

So let's do our best for Islam and I wish 2013 will be better than the last.

@ungodamn

Sabtu, 22 Desember 2012

Untuk Mamahku Tersayang

Untuk mamahku tersayang... 

Izinkan hari ini ananda mengungkapkan rasa sayang ananda yang tak terhingga untuk mamah.

Rasa sayang yang tak bisa diwakili oleh sejuta puisi cinta Kahlil Gibran.
Mamah tahu ananda bukan pujangga. Ananda tak bisa merangkai kata-kata indah untuk mamah dengar. Tapi hari ini ananda ingin mengenang mamah dalam sebuah tulisan.

20 Tahun sudah ananda bernafas.

20 tahun ananda engkau rawat, engkau jaga, engkau sayang. Dan 20 tahun itu bukan waktu yang singkat.
Ananda tahu mamah lelah.
Wajah yang dulunya kencang, sekarang sudah nampak garis-garis keriput itu.
Tangan yang dulunya halus telah berubah menjadi kasar.
Rambut yang dulunya hitam, kini telah dipenuhi uban.
Tapi rasa sayang mamah yang dulu tak pernah berubah hingga sekarang.
Waktu selalu bisa merubah raga, tapi waktu tak pernah bisa merubah kasih seorang ibu. 

Mamah tak pernah mengeluh.
Mamah tak pernah menyerah untuk menjadikan ananda seperti sekarang ini.
Ananda selalu ingat setiap kata dan hal yang mamah ucap dan lakukan.
Mamah selalu sabar.
Mamah selalu memaafkan ananda. Padahal ananda selalu tak mau diatur.
Ananda selalu malas dan tak mau kalau mamah suruh.
Betapa ananda sangat menyesal, mamah.......

Ananda ingin sekali membuat mamah bahagia dan bangga mempunyai anak seperti ananda.
Tapi ananda bingung.
Mamah selalu bilang, "mamah bahagia hanya dengan melihat anak mamah bahagia".
Benarkah hanya itu mah?

Mah, ananda kangeeeenn banget sama mamah.

Ananda pengen meluk mamah.
Ananda kangen tidur bareng mamah.

Mamah tahu gak, kalo kita tidur bareng, ananda tahu kok kalo mamah tiap tengah malem suka nyiumin dan ngedoain ananda. 

Setiap tengah malem itu, ketika mamah menciumi dan membanjiri ananda dengan doa-doa, ananda selalu terbangun. Tapi ananda pura-pura tidur.
Ananda selalu ingin menangis.
Ananda malu belum bisa memberikan apa-apa untuk mamah.

Kini ananda sudah dewasa.

Sudah saatnya ananda membals semua kasih sayang mamah, walaupun kasih sayang itu tak akan bisa sepenuhnya terbalas.
Terkadang ananda benci menjadi dewasa.
Ananda selalu ingat, dari SD sampai SMA mamah selalu marah kalau ananda berangkat sekolah gak sarapan dulu. Saking pentingnya sarapan, kalo kesiangan mamah sampe-sampe nyuapin ananda pas pake sepatu.
Sekarang ananda kuliah dan gak tinggal sama mamah. Kalu ada kuliah pagi mana sempet ananda sarapan.
Dan ananda selalu inget mamah, "coba kalo ada mamah".

Mah, ananda sukaaa banget sama surah Ar-Rahman.

Mamah tahu kenapa? Dalam surah Ar-Rahman itu, Tuhan melukiskan ayat yang sangat cantik.
 فَبِأَيِّآلَاءرَبِّكُمَاتُكَذِّبَانِ

"Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan".
Benar. Nikmat Tuhan mana lagi yang harus didustakan jika ananda mempunyai ibu seperti mamah.
Cukup rasanya berada dipangkuan mamah, sudah menjadikan ananda sangat bahagia.

Tapi sekarang kita harus terpisah jauh.

Ananda tak bisa setiap hari memeluk mamah atau bahkan hanya sekedar mendengar suara mamah.
Sekarang ananda semakin menyadari artinya mamah.
Mengapa Tuhan menciptakan wanita untuk menjadi seorang ibu.

Yang bisa ananda lakukan sekarang adalah menitipkan mamah melalui doa dalam setiap sujud kepada Tuhan.

Yang bisa ananda lakukan dihari ibu ini hanyalah meminta Tuhan agar Dia selalu melindungi dan menyayangi mamah setiap saat.
Biarlah mata ini menangis, asalkan mamah berada dalam lindungan-Nya.
Biarlah rasa kangen ini ananda tahan, hingga saatnya nanti, semoga Tuhan mempertemukan kita kembali, mah.

Sekali lagi ananda ucapkan selamat hari ibu untuk seluruh ibu didunia, khususnya untuk mamah, mamahku tersayang.

Tunggu ananda pulang ya mah....

Love you as always,

your the one daughter

Selasa, 11 Desember 2012

Siapa Bilang Perpustakaan Kuno?

PERPUSTAKAAN!!! Tempat yang selalu dicap "menjenuhkan" dan bukan termasuk temapt favorit bagi kebanyakan orang. Para pelajar biasa ogah banget ke perpus, padahal harusnya kan perpus itu jadi tempat yang sering dikunjungi selain kelas. Termasuk saya nih. Jujur selama 3 tahun kuliah saya belum pernah sekalipun pergi ke perpustakaan kampus. Entah kenapa bawaannya males, padahal saya orang yang sangat suka membaca. Mungkin selain karena bangunan perpusnya gak menarik, menurut temen-temen saya yang udah pernah ke perpus, katanya buku-buku disana ga aktual. Jadi ya...bikin males nyari buku di perpus.
180° berbanding terbalik dengan keadaan perpustakaan di Jerman. Setiap minggu saya rajin pergi ke perpus. Setelah saya bandingkan nih -berdasarkan pengalaman-, saya pun menarik kesimpulan -dari perspektiv awam penikmat buku-, kenapa orang-orang di Indonesia khususnya pelajar kurang mencintai perpustakaan.
Pertama, bangunan. Perpustakaan di Indonesia itu kebanyakan bentuknya gak menarik, bahkan terkesan kumuh. Udah orang-orangnya emang jarang yang suka baca, ditambah tempat bacaannya gak banget, ya tambah maleslah orang-orang mau baca. Rumah hantu sama perpustakaan jauh lebih menarik rumah hantu kan? Padahal menurut logika rumah hantu itu harusnya lebih menyeramkan daripada perpustakaan. Tapi itu gak berlaku, justru perpustakaan yang menyeramkan sedangkan rumah hantu menyenangkan. Aneh bukan? Ya itulah kita. Udah dianggap nyeremin, penghuninya juga gak mau ngerawat. Gak jarangkan kita ngeliat perpustakaan dinegara kita kotor. Bukan cuma lantainya, bahkan bukunya pun penuh debu. Gimana mau narik minat baca kalo bahan bacaannya aja gak dirawat. 
Pertama kali saya pergi ke perpus disini -Jerman-, saya langsung jatuh cinta sekaligus miris karena waktu itu saya langsung teringat bagaimana kondisi perpustakaan di Indonesia. Selain gedungnya bagus, disini kita gak bakal nemu sampah, baik itu plastik, kertas atau debu sekalipun. Semuanya bersih dan terawat. 
Kedua yang saya bandingkan adalah media. Kalau di Indonesia biasanya perpus cuma ada jajaran rak-rak buku tua, meja dan kursi, disini sangat berbeda. Buku-buku yang disajikan lengkap, dari buku anak-anak hingga dewasa. Ada komik, buku bacaan, majalah, kumpulan puisi, biografi, cerpen, naskah drama, novel, buku pelajaran, kamus berbagai bahasa hingga DVD Film, pelajaran dan musik. Semua genre lengkap. Bagian perpus favorit saya adalah ruang musik. Kalo udah diruangan ini berasa di paradise. Dan semuanya aktual. Jadi kita gak akan ketinggalan ilmu pengetahuan terbaru. 
Selain itu, perpustakaan disini dilengkapi ruang audio. Jadi yang mau nyetel DVD diperpus ya monggo, yang mau ngerjain tugas juga kenapa nggak. Disini disediakan tempat khusus untuk belajar. Jadi yang baca sama yang belajar (ngerjain tugas) disediain tempatnya masing-masing.
Hal yang menarik lainnya adalah tempat baca yang fresh. Kalo di Indonesia orang-orang lebih suka baca buku dirumah atau ditempat lain dibanding diperpus, disini justru lebih menyenangkan membaca buku diperpustakaan. Tau kenapa? Selain atmosfirnya emang beneran cocok buat baca, kursi untuk pembaca disediakan dengan sangat baik. Kursi -yang menurut saya labih cocok disebut sofa- membuat pembaca nyaman dan terlena dengan imajinasinya saat membaca. Jadi gak heran kalo orang-orang betah diem diperpus.

 (pemandangan diruang baca)

(contoh kursi diruang baca)

Terakhir yang biasanya bikin orang males keperpus adalah sistem meminjam dan mengembalikan buku yang ribet dan juga harus bayar kalo mau jadi anggota perpustakaan. Setuju? Disini kalian gak usah ribet nungguin petugas perpus nyatet buku yang mau dipinjem atau dibalikin, karena disini semuanya otomatis. Biarkan mesin yang bekerja :D Selain itu daftar dan bikin kartu anggota perpusnya juga gratis. Kurang apa lagi coba? Alasan apa lagi yang ngebuat orang males keperpus? Ya kecuali kalo dia emang gak punya waktu atau emang bener-bener gak suka baca.
Dari pengalaman ini saya semakin mengerti kenapa orang-orang Eropa sangat membudayakan membaca. Selain karena mental mereka yang terdidik, pemerintah pun berperan sangat aktiv dalam memfasilitasi warganya dengan baik. Lihatkan, betapa berharganya buku dinegara-negara maju. Bagaimana dengan di Indonesia?
Semoga kita para generasi muda bisa menjadikan semuanya lebih baik untuk Indonesia.
Jika mereka tidak peduli, mengapa kita yang tahu ikut-ikutan tidak peduli?
Mari budayakan membaca dan peduli perpustakaan, sehingga anak-anak kita nanti menjadi anak-anak yang tidak bisa mereka bodohi!

Senin, 10 Desember 2012

Cara Simple Belajar Ikhlas

Ikhlas, 1 kata yang terdiri dari 6 huruf. Simple, tapi sulit banget buat dijalanin. Terkadang atau mungkin sering kita dihadapkan pada sesuatu yang menuntut kita untuk ikhlas. Namun luar biasa sulit mengikhlaskan sesuatu, terutama jika itu sangat berharga bagi kita. But well, sulit bukan berarti gak bisa!
Disini saya mau berbagi sedikit tips gimana caranya belajar ihklas :D
Pertama, pikirin lagi bener-bener dan tanya kediri sendiri bener gak sih sesuatu itu sangat berharga atau berat buat kita sehingga kita sulit buat nerima atau ngelepasinnya? bener gak ada yang lebih penting dari  itu?. Kalo jawabannya "nggak", yaudah kelar. Ngapain mseti murem lagi?! Tapi kalo jawabannya "iya", coba cara kedua.
Jangan ngeliat keatas, tapi ngeliat kebawah. Kalo kalian bener-bener down dan terkadang nganggep Tuhan itu gak adil, coba deh kalian bayangin orang lain yang nasibnya jauh lebih parah dari kalian. Masih sangat banyak orang diluar sana yang nasibnya sangat mengkhawatirkan. Kemiskinan, kelaparan, orang-orang yang terbaring dirumah sakit dengan berbagai macam penyakit aneh dan harus berjuang melawan maut, atau bahkan saudara-saudara kita di Palestina yang setiap saat harus melihat darah saudara mereka sendiri. Kita bersyukur masih sehat, masih bisa makan, masih bisa bernapas tanpa selang oksigen, masih bisa ngeliat. Coba bayangin kalo Tuhan ngambil mata kita. 1 aja. Gimana? Gak mau kan? Makanya bersyukur itu sangat penting.
Ketiga, jangan pikirin hal-hal yang masih jauh, tapi pikirin hari ini aja. Hari ini udah ngelakuin hal positif apa aja? Hari ini udah bermanfaat belum buat orang lain? Hal-hal jauh yang masih absurd gak usah dijadiin beban pikiran. Emangnya yakin masih ada umur? Gimana kalo hari ini hari terakhir kita ngeliat keluarga kita, sahabat-sahabat kita? Gimana kalo hari ini hari terakhir kita ngerasain hangatnya sinar matahari? Gak boleh mikir jauh gak berati gak boleh punya cita-cita ya. Itu konteksnya lain lagi. Disinikan kita lagi belajar ikhlas. Maksudnya jangan terlena dengan hal-hal yang belum tentu, sedangkan yang didepan mata terbengkalai.
Keempat do'a. Yup. Do'a ini penting banget. Tanpa do'a kita menjadi kosong. Coba deh minta sama Yang Maha Kuasa biar dibersihin hatinya, biar dikasih yang terbaik. Insyaallah, Dia menjawab. 
Kalo kita ikhlas dan terus berdoa, Insyallah sesuatu itu pasti kembali atau Dia ganti dengan yang lebih baik.
Nah, empat cara itu yang biasanya saya lakukan kalo saya lagi ngerasa gak ikhlas akan sesuatu. Semoga tulisan ini bisa bermanfaat buat semua ^__^


Sabtu, 08 Desember 2012

Shakespeare In Aller Munde




  • Sein oder Nichtsein, das ist hier die Frage - Hamlet
  • Es ist was faul im Staate Dänemark - Hamlet
  • Mehr Dinge zwischen Himmel und Erde - Hamlet
  • Der Rest ist Schweigen - Hamlet
  • Weil Kürze denn des Witzes Seele ist... - Hamlet
  • Vor meinem geistigen Auge - Hamlet
  • Es war die Nachtigall und nicht die Lerche - Romeo und Julia
  • Liebe ist blind - Romeo und Julia
  • Gut gebrüllt, Löwe - Ein Sommernachtstraum
  • Der Stoff, aus dem die Träume sind - Der Sturm
  • Schöne neue Welt - Der Sturm
  • Hast du zur Nacht gebetet, Desdemona? - Othello
  • Das grunaugige Monster - Othello
  • Die ganze Welt ist eine Bühne - Was ihr wollt
  • Viel Lärm um nichts - Viel Lärm um nichts
  • Wer mit dem Teufel isst, braucht einen langen Löffel - Komödie der Irrungen
  • Ende gut, alles gut -  Ende gut, alles gut
  • Aus der Not eine Tugend machen - Perikles
  • Geld ist ein guter Soldat - Die lustigen Weiber von Windsor
  • Ein Königreich für ein Pferd - Richard III
  • Mein Herz so weiß - Machbet
  • Morgen in der Schlacht denk an mich - Richard III
  • Der Wunsch ist der Vater des Gedankens - Heinrich VI
  • Wenn ihr uns stecht - bluten wir nicht? - Der Kaufmann von Venedig